Kiper Bola – Calibet – Agen Bola Terpercaya - Gagal menang di dua laga awal bukan hal yang baik buat juara
bertahan Liga Inggris, Chelsea. Setelah ditahan imbang Swansea 2-2 di pekan
pertama, The Blues harus mengakui keunggulan Manchester City tiga gol tanpa
balas di Etihad. Hal ini menunjukan masih banyak kekurangan yang harus dibenahi
Mourinho jika mereka masih menginginkan gelar juara musim ini.
Tidak banyak perubahan taktik
yang dilakukan Mourinho dari kedua laga pertama musim ini. Jika melawan Swansea
saja gagal menang, sudah pasti kesulitan lebih akan didapat ketika menghadapi
kesebelasan yang lebih kuat, The Citizens. Ditambah pada laga semalam, Chelsea
tidak dapat diperkuat dua penggawa utamanya. Sang penjaga gawang Thibaut
Courtois masih terkena hukuman kartu merah di laga sebelumnya, sedangkan Oscar
mengalami cedera saat latihan.
Buruknya Lini Pertahanan Chelsea Menghadapi Serangan City
City bermain dominan sejak awal
laga, bahkan tuan rumah sudah menciptakan peluang berbahaya sejak menit
pertama. Umpan terobosan David Silva mampu menembus pertahanan Chelsea,
beruntung Sergio Aguero yang tinggal berhadapan dengan Begovic gagal
menyelesaikan peluang tersebut.
Peluang Aguero tersebut
sebenarnya menunjukan kelemahan lini pertahanan Chelsea. Cara bertahan Mourinho cenderung kaku menghadapi tim dengan
lini tengah yang terus bergerak dalam melakukan permutasi posisi dan peran.
Duel skema tersebut kemudian yang terus
menerus berulang hingga pertandingan berakhir.
Kelemahan yang fatal akibatnya
karena mendatangkan efek berantai bagi keseluruhan permainan Chelsea. Duet
jangkar dari The Blues, Nemanja Matic dan Cesc Fabregas, tak mampu menahan lini
tengah City. Hal ini karena keduanya selalu menghadapi situasi yang sulit saat
lini tengah The Citizens terus bergerak dinamis mengikuti alur bola.
Terutama Silva, Sterling, dan
Yaya Toure tidak mempunyai posisi tetap saat menyerang, ketiganya terus
bertukar posisi sesuai dengan situasi di lapangan. Sehingga seolah terjadi duel
yang tidak seimbang dari segi jumlah pemain meski keduanya sama-sama
menggunakan formasi dasar 4-2-3-1. Ditambah Aguero yang tidak selalu berada di
kotak penalti, dan kerap bergerak ke samping atau ke bawah, ini membuat bek
Chelsea kesulitan mengawalnya.
Misalkan saat menghadapi serangan
balik, sudah menjadi tugas bagi Matic atau Fabregas untuk memutus serangan
sedini mungkin di tengah. Namun lagi-lagi tugas tadi tak mudah dilakukan karena
soal kecepatan City dihuni banyak pemain yang ahli dalam menggiring bola dengan
kencang.
Masalah lain terjadi di sektor
empat bek Chelsea yang juga mempunyai situasi sulit. Jika memutuskan untuk
menjaga garis pertahanan tinggi maka akan sulit mengejar Aguero persis seperti
yang terjadi pada peluang Aguero di awal pertandingan. Sedangkan jika memilih
garis pertahanan rendah maka para eksekutor tembakan jarak jauh City sudah siap
mengintai. Sebagai gambaran, dari 18 tembakan yang dilakukan Toure dkk., hampir
setengahnya dilakukan di luar kotak penalti.
Mourinho sebenarnya sudah
melakukan antisipasi guna menghadapi situasi sulit itu dengan menarik keluar
John Terry dan memasukan Kurt Zouma saat turun minum. Sekadar informasi,
ditariknya Terry oleh Mourinho semalam adalah baru kali pertama terjadi di Liga
Inggris.
Setelah pertandingan The Special
One juga mengakui pergantian tersebut adalah soal taktik. Menurutnya, Zouma
adalah bek tercepat yang dimiliki Chelsea saat ini dan hal tersebut cocok untuk
menghadapi serangan City yang ia prediksi akan mengandalkan serangan balik di
babak kedua.
Faktor Absennya Oscar di Serangan Chelsea
Harus diakui bahwa kekalahan
telak Chelsea salah satunya juga diakibatkan absennya Oscar. Meski di daftar
skuat yang dipilih Mourinho ada nama lain yang berposisi sama, namun tipikal
permainnya sangat berbeda. Ia memilih menempatkan Willian untuk berdiri di
belakang Diego Costa, posisi yang biasa ditempati oleh Oscar. Serta menempatkan
Ramires di sektor kanan yang sepertinya bertujuan untuk menahan laju Kolarov
dan Sterling.
Willian juga bukan kali pertama
sebenarnya menempati posisi tersebut, ia bahkan juga bisa ditempatkan sebagai
penyerang jika dibutuhkan. Juga masih ada nama Cuadrado di daftar cadangan yang
kemudian baru dimasukan Mourinho pada menit ke-64. Hanya saja kedua nama tadi
lebih cocok digunakan sebagai pemain yang bertugas berlari, baik untuk mencari
ruang atau membawa bola saat serangan balik.
Pada situasi saat Oscar bermain,
Fabregas biasanya punya banyak opsi untuk mengalirkan bola. Karena sebagai
jendral lini tengah ia tak hanya butuh memberi umpan tetapi juga menerima umpan
dengan situasi senyaman mungkin. Willian tidak mempunyai kemampuan yang
dimiliki oleh Oscar tersebut.
Seolah di isi kepala Willian
hanya ada membawa bola ke depan dan berakhir dengan tendangan ke gawang.
Padahal menghadapi pertahanan kuat seperti City dengan dua jangkar yang piawai
memenangi duel terkadang butuh opsi sebanyak mungkin untuk menembusnya. Jika
perlu melakukan delay bola menggunakan umpan-umpan pendek di tengah sembari
pemain depan mencari ruang.
Kembalinya Keperkasaan Duet Yaya Toure - Fernandinho
Jika menyebut City adalah sebuah
kendaraan, maka Toure dan Fernandinho adalah mesinnya. Keduanya berdiri sebagai
poros ganda dan menjadi kunci permainan The Citizens. Tak hanya sukses dalam
menyerang namun keduanya juga punya peran paling sentral saat bertahan. Itulah
kenapa Toure dan Fernandinho layak disebut sebagai mesin utama dalam taktik
Pellegrini.
Kuncinya ada pada pembagian peran
yang diemban oleh kedua pemain tersebut. Yaya Toure sebagai penyuplai bola ke
lini depan sekaligus pencetak gol jika dibutuhkan. Sebagai pengingat, saat
menjadi juara pada musim 2013-2014 lalu, Toure adalah pencetak gol terbanyak di
tim City mengalahkan para strikernya.
Pada laga melawan Chelsea semalam
ia juga cukup baik dalam memberi bantuan pada Silva dan Sterling sehingga tercipta
pola segitiga yang membuat Matic maupun Fabregas kewalahan. Sedangkan
Fernandinho lebih fokus pada sisi pertahanan dengan memberi perlindungan pada
bek di belakangnya. Pemain asal Brasil tersebut juga mampu mengisi kekosongan
lini belakang saat Kolarov harus naik membantu serangan.
Duel-duel baik udara maupun
tekelnya juga membuat serangan Chelsea kerap terputus di tengah. Beruntung pada
laga semalam ia tak mendapat kartu kuning kedua saat menyikut Diego Costa
hingga berdarah. Karena mengingat pentingnya peran Fernandinho dalam menjaga
gawang City tetap tak kebobolan hingga peluit akhir pertandingan.
Kesimpulan
Mourinho punya pekerjaan yang
banyak jika melihat performa Chelsea dalam dua laga awal. Ia harus mempunyai
pakem yang jitu untuk menghadapi kesebelasan yang mahir melakukan permutasi
posisi pemain di lini tengah seperti City. Apalagi ditambah dengan buruknya
lini belakang The Blues musim ini. Kebobolan 5 gol dalam 2 pertandingan sangat
kontras dengan musim lalu saat meraih juara. Kala itu mereka mendapat predikat
sebagai pertahanan terbaik Liga Primer Inggris.
Begitu juga mengenai variasi
taktik dalam menyerang. Chelsea tidak bisa terus menerus bergantung pada poros
duet Oscar dan Hazard di sepertiga akhir. Terbukti saat salah satu di antaranya
absen, Diego Costa yang menjadi ujung tombak kesulitan mendapatkan suplai bola
matang yang siap dieksekusi.
Sedangkan dari kubu tuan rumah,
hasil ini menjadi modal bagus untuk mengarungi musim baru dengan target merebut
kembali gelar juara Liga Primer Inggris. Pellegrini yang sempat diragukan musim
lalu mampu membuktikan dirinya belum habis. Kedatangan bintang baru Raheem
Sterling juga dapat menjadi pemicu yang positif bagi City. Meski belum
menyumbangkan gol namun pergerakan pemain termahal Inggris ini membuat lini
depan The Citizens menjadi lebih dinamis.
Kiper Bola “Raih Semua
Kesempatan” merupakan Agen Bola Online terpercaya berlisensi resmi First Cagayan Resort dan Leisure, di
pemerintah Filipina. Kemenangan besar menanti Anda. Kami sediakan Sportbook,
Tangkas & Poker, Kasino Online, dan Togel. Gabung bersama kami di http://kiperbola.com
No comments:
Post a Comment